Friday, March 1, 2019

Namanya juga hidup yekan

Hidup itu memang selalu penuh liku-liku, ada suka dan ada duka, hmmm, kok jadi kaya lagu. Anyway, minggu lalu saya mengalami kegelisahan yang amat sangat, sulit tidur, sampe akhirnya browsing sana sini gak jelas dan ketemulah artikel yang judulnya "ketika intuisi mengganggu ketenangan". Saya merasa bukan orang yang peka dan memiliki intuisi super, tapi saat itu saya seperti yakin, something bad will happen soon. Dan yak, ternyata benar. Gak sampai seminggu setelah perasaan gak enak itu datang, saya tiba-tiba dapet rejection letter dari Chevening. Tanpa keterangan dan alasan yang jelas kenapa saya gagal di seleksi pertama tersebut. Feeling saya sih karena reference letter yang terhitung lewat dari deadline, tapi sebenarnya gak juga, karena ada perpanjangan deadline untuk referee mengirimkan reference letter. Rejection letter tersebut saya terima 6 jam setelah referee pertama saya (bos di kantor) mengirimkan reference letter. Hmmm, what did you write about me on that letter, Yuta??? Hahaha, tentu kegagalan saya bukan karena reference letter tersebut. Keselnya lagi, pihak Chevening di dalam email itu bilang karena banyaknya applicants, mereka ga bisa kasih personal feedback tentang alasan kita gagal di tahap tersebut. So, sepertinya alasan kegagalan saya di Chevening akan jadi misteri selamanya.

Sedih gak? Pasti lah, apalagi ini kedua kalinya saya gagal dalam mendapatkan beasiswa, dan keduanya gagal di tahap pertama. Tapi, gak seperti biasanya, yang mana saya bakal sedih berlarut2 dan susah move on, kali ini saya ngerasa lebih selow sih. Mungkin karena di lubuk hati saya memang lebih pengen beasiswa yang lain kali ya, yaitu Erasmus Mundus. So, Erasmus bakal jadi harapan terakhir saya, pengumumannya akhir April. I don't know if I can bear another failure, that's why saya makin kencengin doa saya berharap saya bisa berhasil kali ini. Mohon doanya ya bagi siapapun yang baca blog ini.

Fa inna ma'al 'usri yusra. Innama'al 'usri yusra. Setelah kabar kegagalan tersebut, Allah memberi saya penghiburan, saya terpilih jadi Quipperior of The Month. Sebenernya agak malu ya kenapa baru dapet sekarang setelah 2 tahun (?) award ini ada. Alasan saya dapet award ini adalah karena saya led project Tryout, dan karena project ini, untuk pertama kalinya selama 4,5 tahun saya kerja di Quipper, saya pulang dari kantor jam 2 dini hari. Meski hanya berupa sertifikat, lumayan lah ya buat dipajang di CV, dan yak, lembur saya setiap hari terbayar sudah.

Update lainnya adalah, saya bakal ikut misi budaya lagi, kali ini ke Filipina. Awalnya saya nolak karena selain negaranya yang gak menarik menurut saya, biayanya juga mahal dibandingkan misi budaya ke Korea tahun lalu. Eh ternyata biayanya turun 40%, yaudah impulsifnya kumat deh. Katanya ini bakal lebih seru dibanding yang di Korea ya, let's see, saya udah ga sabar sik. Dannnn, misi budaya tersebut bakal berlangsung dari tanggal 25 April - 1 Mei. Yak betul, itu adalah masa-masa pengumuman beasiswa Erasmus saya. Sumpah ya tiap kali keingetan hal tersebut, saya langsung mual, saya gak tau apakah saya bakal tersenyum bersujud penuh syukur karena lolos atau bakal numb, bengong dan broken inside karena gagal lagi. Semoga aja yang pertama, jadi gak merusak mood saat di Filipina nanti. Amiinn..

No comments: